masukkan script iklan disini
Generasinusa.com, Simalungun;
Seminar Parenting digelar di SD Swasta St Antonius Padua Tiga Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Jumat (20/01) mulai jam 09.00 Wib hingga selesai.
Menurut Kepala SD Swasta St. Antonius Padua Tiga Dolok Sr.Berliana Lumbanbatu FCJM acara ini diselenggarakan guna membina hubungan yang baik antara tenaga pendidik dan orang tua dalam membina karakter anak didik.
"Kita mengangkat Thema : Menjalin Kolaborasi Antara Tenaga Pendidik dan Orang Tua Dalam Pengasuhan Karakter Peserta Didik di Era Digital. Dan sebagai Nara sumber adalah Hendra Maringga dari Medan," ucap Suster Berliana.
Dijelaskan Kepala Sekolah Sr. Berliana adapun tujuan kegiatan" Seminar Parenting" antara lain:
- Memberikan pemahaman kepada orang tua berkaitan dengan parenting.
- Menciptakan dan menjalin komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua terutama dalam membina karakter anak.
- Meningkatkan kemampuan orang tua dan sekolah dalam mendidik, membimbing, dan mengarahkan anak.
- Menyeimbangkan dan menyamakan bentuk pendidikan karakter yang diberikan kepada anak di rumah dan di sekolah.
- Membelajarkan pentingnya waktu untuk berbagi dalam mendukung perkembangan anak secara optimal.
Sementara oleh Nara sumber Hendra Maringga menyampaikan bahwa di tengah masyarakat masih sering kita menjumpai pola pikir bahwa pendidikan itu adalah hanyalah tanggung jawab dari pihak sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Orang tua sepenuhnya mempercayakan pendidikan anak-anak mereka, menaruh harapan yang tinggi kepada lembaga pendidikan di sekolah. Bahkan orang tua berani membayar mahal untuk itu.
Selanjutnya orang tua juga menuntut lembaga pendidikan untuk memberikan hasil pembelajaran yang optimal kepada anak-anak mereka, dan tak jarang menyampaikan rasa, kecewa apabila harapan mereka tersebut tidak tercapai.
"Meski tak sepenuhnya salah, akan tetapi fenomena yang salah itu, haruslah segera di luruskan dimana bahwa tanggung jawab pendidikan anak tak bisa hanya dibebankan kepada lembaga pendidikan namun juga merupakan tanggung jawab dalam keluarga yakni ayah dan ibu. Ayah dan ibu sejatinya merupakan guru pertama dan utama yang sangat berperan sebagai pendidik di rumah," tegas Hendra.
Berdasarkan fakta yang ditemukan oleh bapak/ibu guru di sekolah bahwa kebanyakan peserta didik memiliki karakter tidak sesuai dengan yang diharapkan.Banyak anak yang prestasi, keterampilan dan karakter menurun setelah pandemi yang berkelanjutan yang membuat peserta didik harus belajar di rumah untuk beberapa waktu. Namun, tidak bisa sepenuhnya kita menyalahkan pandemi yang terjadi. Pihak sekolah melihat dan menemukan adanya penurunan sikap dan tanggung jawab akan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru, adanya penurunan sikap dalam hal tata krama, saat berbicara dan bertindak, adanya laporan dari pihak orang tua menyatakan bahwa peserta didik banyak menghabiskan waktu untuk menggunakan teknologi (gadget) yang semakin canggih untuk hal-hal yang kurang baik dan difasilitasi oleh orang tua itu sendiri dan menyebabkan tugas anak terkendala ,tidak terselesaikan dengan baik dan maksimal.
Disamping itu, kurangnya waktu orang tua berbagi cerita dalam keluarga (quality time), juga mengakibatkan karakter dan akhlak anak-anak berkurang. Dimana orang tua lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja mencari uang dan bahkan banyak menghabiskan waktu untuk menggunakan teknologi tanpa memperdulikan keadaan keluarga. Orang tua hanya menyerahkan tanggung jawab dalam mendidik anak kepada pengasuh dan guru. Disisi lain adanya pemberian hukuman fisik terhadap anak tanpa mengetahui sebab akibat terjadinya sesuatu.
Berdasarkan penemuan penemuan tersebut maka sekolah berniat dan bermaksud mengadakan kegiatan " Seminar Parenting di sekolah ini, beber Hendra. Lanjut Nara Sumber bahwa
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri,atau suami, isteri dan anak, ayah dan anaknya, atau ayah dan anaknya (duda) atau ibu dan anaknya
Keluarga merupakan satu kesatuan yang utuh di dalamnya, setiap anggota keluarga tidak dapat berjalan sendiri sesuai dengan keinginan masing-masing.
Tumbuh kembangnya karakter anak tergantung didikan keluarga. Keluarga selalu memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, termasuk dalam hal pendidikan.
Pendidikan pertama sekali terjadi di kamar tidur anak bukan di ruang kelas,
Ayah sebagai pemimpin keluarga,
Nilai-nilai kasih sayang ,kelembutan dan menghargai sesama dikenal anak dari ibunya, dalam keluarga anak mendapatkan pendidikan sepanjang hayat, ada keluarga yang tidak peduli dengan pendidikan anaknya dan ada juga yang sangat peduli dengan pendidikan anaknya.
Kemudian ada tiga Pendekatan terhadap anak:
Pendekatan pertama adalah ketika anak masih kecil dalam hal ini orang tua berperan sebagai pemimpin bagi si anak. Tindak dan tutur orang tua akan sepenuhnya ditiru oleh sang anak. Oleh karenanya ,fase ini substansial dalam membentuk karakter anak di awal.
Lalu fase kedua keluarga berperan sebagai " Teman" bagi si anak. Orang tua harus sadar, bahwa si anak sudah memiliki sedikit otoritas untuk membuat keputusan-keputusan walau tidak semua dalam hidupnya. Dan yang ke tiga orang tua bertindak sebagai "Observer" dalam kehidupan si anak. Keluarga di fase ini sebagai pusat konsultatif atau ruang bertanya ketika diperlukan.
Peran Pendidik, mengajar itu sifatnya kompleks, Aspek pedagogis, Aspek psikologis, dan Aspek didaktri.
Kasih sayang pada peserta didik, tidak mengharapkan balas jasa, menaehati peserta didik, mencegah peserta didik,bicara sesuai bahasa dan kemampuan peserta didik.
" Dalam hal ini bagaimana karakter si anak pihak sekolah tidak bisa nyalahkan orang , demikian juga sebaliknya orang tua juga tidak bisa menyalahkan guru. Solusinya adalah orang tua dan guru duduk bersama membahas bagaimana agar si anak tidak salah didik," tutup Hendra.
Selanjutnya Kepsek SD Swasta St Antonius Padua Sr Beliana menyimpulkan bahwa dari permasalahan permasalahan yang di temukan dari peserta didik, maka pihak sekolah dan orang tua menyepakati misi bersama untuk dilakukan bersama antara sekolah dan orang tua dalam mendidik anak khususnya dalam pendidikan karakter anak dengan membudayakan 4S ( Senyum, Sapa,Salam dan Santun), Membiasakan menggunakan" magic word" yaitu terima kasih, maaf, permisi dan tolong. Menjalin komunikasi yang baik demi perkembangan anak, menjadi contoh dan teladan dalam berbicara, bertindak dan sebagainya.Mematuhi peraturan yang di sepakati bersama. Dan memberikan hukuman yang mendidik," jelas Sr. Berliana. (Mat/Gn)