• Jelajahi

    Copyright © Generasi Nusa
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan 720 x 300

    Menu Bawah

    SIMBOL DALAM RUMAH BOLON BATAK TOBA

    Kamis, 08 Desember 2022, Desember 08, 2022 WIB Last Updated 2022-12-07T17:50:33Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Generasinusa.Com, Toba
    Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanyakebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakalamanusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. 
     Hasil-hasil kebudayaan tersebut bisa berupa ide atau gagasan dan juga materi seperti bangunan, alat music tardisional dan lain-lain. Semua hasil itu seyogianya dipertahankan kelesatiannya oleh masyarakat yang bersangkutan, agar generasi berikutnyaa mengenali kekayaan yang ada dalam kebudayaannya. Hasil-hasil itu, hkususnya materi tadi akan menyimpan symbol-simbol yang pada dasarnya berguna bagi generasi UU selanjutnya.

    Demikian juga Rumah Bolon Batak Toba, banyak sekali symbol yang terkandung di dalamnya. Berikut akan diulas sombol-simbol yang ada dalam Ruma Bolon Batak Toba, yang seyogianya penting untuk diketahui dan menjadi kekayaan yang harus dipertahankan. 
     Kata simbol berasal dari kata kerja Yunani Sumballo, yang memiliki beberapa arti, antara lain: berwawancara, merenungkan, memperbendingkan, bertemu, melemparkan menjadi satu dan menyatukan. Sesuai dengan pengertian ini, dalam proses simbolisasi subjek menyatukan dua hal mejadi satu. Ada pemikiran yang mengambarkan simbol sebagai hal yang imanen, yakni menyangkut hal-hal yang terbatas dalam dimensi horizontal saja. Dipihak lain ada pemikiran mengatakan bahwa sibol menunjuk ke yang transenden, atau simbol berdimensi metafisik.
     Sampai saat ini banyak pemikir dan penulis menyepakati bahwa simbol masih berperan penting dalam kehidupan manusia. Namun, muncul persoalan tentang cara untuk membedakan antara simbol, petunjuk atau tanda, dan sinyal. Memang dalam penggunaanya dalam sehari-hari sering kali menyamakannya, akan tetapi jika diperhatikan dengan baik, istila-istilah tersebut berbeda dan memiili defenisi sendiri. 
    Dikatakan bahwa petunjuk atau tanda cenderung bersifat tetap dan biasanya ada kesesuaian langsung, satu-lawan-satu. Tanda memiliki disiplin ilmu yang bernama Semiotika. Disiplin ilmu Semiotika berasal dari kata Yunani, yaitu Semeion yang berarti tanda. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai sesuatu hal yang menunjukkan adanya yang lain atau makna lain dari objek tersebut. Tanda tidak bersifat multi dimensi. Tanda hanya menunjukkan satu sifat saja dan tidak dapat ditafsirkan dengan yang lain, karena makna yang ingin disampaikan oleh tanda sudah sangat jelas. Bila tanda dibuat menjadi multitafsir maka ia sudah salah menilai tanda dan hal itu tidak lagi sebagai tanda.

    Sedangkan sinyal, berarti mengisyaratkan permintaan perhatian atau tindakan demi sebuah tujuan merubah sesuatu. Kedua hal itu (petunjuk/tanda dan sinyal), diharapkan agar berfungsi secara langsung dan sedapat mungkin bahwa keduanya digunakan sembari memperhatikan bahwa keambiguan (sifat mendua) agar sedapat mungkin dihindarkan. Sinyal juga lebih mengisyatkan permintaan atau perhatian atas hal tersebut dengan menstranformasikan suatu keadaan yang ada. Kata sinyal ini biasa digunakan dalam dunia elektronik yang bersifat cepat, tepat, dan tak terbatas oleh ruang. Hal-hal tersebut memberi makna bahwa sinyal itu harus bersifat tajam dan langsung dapat disiarkan kepada mereka yang mendapat sinyal. 

    Maka dengan itu, istilah simbol mengandung kosep yang paling luas dibandingkan dengan istilah lainnya, yang intinya ialah yang mau menunjukkan hal lain di luar dari yang ada. Apa pun yang menunjukkan hal lain maka itu bersifat simbolik. Simbol sendiri memiliki multi tafsir dan banyak sudut pandang lebih luas dibangdingkan dengan sinyal atau tanda. Semakin ia menujukkan lebih dari satu tafsiran maka lebih mengarah ke simbolik, sedangkan jika mengarah hanya pada satu tafsiran saja maka lebih mengarah ke tanda. 

    Simbol-simbol dalam Ruma Bolon
    Untuk mendirikan sebuah rumah adat memerlukan persyratan yang rumit, oleh sebab itu tidak sembarangan orang yang mampu mendirikannya. Demikian juga penempatan motif-motif ornamen pada konstluksi Rumah memerlukan persyaratan sesuai dengan tingkat sosial pemiliknya. Rumitnya persyaratan untuk membangun rumah adat ini dikarenakan bahwa setiap struktur bangunan memiliki makna untuk suatu kelanjutan kosmos antara alam, manusia dan Tuhan. 
    Berikut ini adalah penjelasan tentang nilai-nilai kecakapan hidup yang terkndung pada setiap konstruksi rumah adat.
    Batu ojahan (batu pondasi)
     Batu pondasi tersebut dulunya diambil dari batu sungai, akan tetapi sekarang ini lebih banyak mengunakan semen karena lebih gampang untuk diatur. Batu ini diletakkan di dasar bangunan, ini menandakan bahwa setiap usaha atau cita-cita harus mempunyai dasar yang kuat dan kokoh agar hasil yang dicapai akan baik juga.


     Di atas batu pondasi didirikan tiang-tiang yang kuat dan besar. Tiang ini berfungsi sebagai penopang dari bagian bawah ke atas. Ini mempunyai arti perstuan dan kekuatan. Kaum muda menjadi pondasi sebuah suku atau bangsa. Dengan persatuan manusia dapat kekuatan dan memperoleh hasil yang tidak mengecewakan juga.


     Ukuran pintu di Ruma Bolon sangat kecil dan rendah dari ukuran manusia, berbeda dengan pintu rumah yang lazim sekarang. Hal ini tentunya disengaja dan mempunyai makna tersendiri. Setiap tamu yang akan datang dan masuk ke dalam rumah menundukan kepala, menunjukkan rasa hormat dan rendah hati kepada pemilik rumah.

    Bukkulan (atap rumah)
     Atap ruma bolon mirip dengan punggung kerbau karena lengkungan yang ada dari sisi satu ks sisi lainnya. Jika diperhatian dengan teliti, ujung depan lebih tinggi daripada ujun yang dibelakang. Ini mau menunkkan bahwa orang tua lebih mengedepankan anak. Ungkapan “anakkonhi do hamoraon di au” sangat melekat bagi orang batak toba. Ini juga mengingatkan kaum muda batak harus berjuang dan pantang menyerah serta menghormati orangtua yang sudah merawat.

    Penyambung Bangunan
     Dalam Ruma Bolon ini, proses pembuatannya sama sekali tidak menggunakan paku melainkan menancapkan pen disetiap sambungan, sehingga dapat dibongkar pasang. Makna yang tersembunyi ialah agar setiap penghuni rumah dapat saling menopang dan mendukung dengan itu segala masalah dapat diselesaikan dengan cepat

    Dari pembahasan tersebut di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa segala bentuk konstruksi rumah adat Batak selalu memiliki makna yang berhubungan dengan Tuhan, manusia dan alam lingkungannya. Nilai-nilai kecakapan hidup yang terkandung dalam makna arsitektur rumah adat Batak Toba adalah nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang suku Batak kepada generasi sesudahnya. Dengan pemahaman terhadap nilai-nilai ini mampu membentuk karakter orang Batak khususnya generasi mudanya. Nilai-nilai itu berhubungan dengan keterampilan diri yang tidak di dapat dari sekolah, tetapi lebih cenderung lahir dari pendidikan keluarga dan kepribadian diri sendiri. Kecakapan hidup orang Batak lahir dari pemahnaan nilai-nilai yang terkandung pada konstruksi rumah adatnya yang mampu melahirkan sensitivitas, intuisi dan karakter orangnya.
    Penulis berharap agar para generasi milineal sekarang menumbuhkan kembali kecintaan akan kebudayaan masing-masing. Banyak sekali pelajaran atau makna kehidupan yang ingin ditunjukkan budaya masing-masing. Bukan hanya suku Batak Toba saja, seluruh kebudayaan di Indonesia mempunyai nilai tersendiri yang mejadi sebuah capaian dan cita-cita. (GN/TIM)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    +